Live Chat Software by Kayako |
Filosofi Memanah
Posted by Guruh Mandala, Last modified by Mejery Zulandy on 06 August 2009 06:48 PM
|
|
Filosofi Memanah Kita sering kali terus bekerja tanpa mengenal waktu beristirahat. Bahkan banyak diantara kita yang membawa pulang pekerjaan. Seolah waktu yang ada akan tersia – sia tanpa bekerja. Kisah mengenai Raja yang gagal berburu karena panah ini, semoga dapat memberikan inspirasi untuk kita. Pada suatu senja yang kelabu, terlihatlah rombongan
Raja yang baru pulang dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari
tersial bagi mereka, karena mereka sama sekali tidak membawa hasil
buruan. Seolah – olah anak panah dan busur, tidak bisa dikendalikan
dengan baik seperti biasanya. Setibanya dipinggir hutan, Raja
memutuskan untuk beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang
Pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan
tergopoh – gopoh, Pemburu itu menyambut kedatangan Raja beserta
rombongannya. Ketika berbasa – basi, Pemburu itu memperhatikan air muka
Raja yang nampak jengkel dan tidak bahagia. Pemburu itupun lalu
menanyakan alasan kejengkelan dan ketidakbahagiaan itu. Tetapi Raja
malah beranjak pergi tanpa menjawab pertanyaan Pemburu itu dan
menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan.
Raja pun mempertanyakan busur yang dilihatnya tanpa tali itu kepada
Pemburu. Menjawab pertanyaan Raja, Pemburu pun menjelaskan alasan
mengapa tali busurnya sengaja dilepas. Menurut Pemburu itu, busur
membutuhkan waktu untuk beristirahat. Jadi
ketika talinya dipasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontar
anak panahnya. Karena menurut pengalaman, tali busur yang terus tegang
tidak bisa dipergunakan secara optimal. Raja memuji pengetahuan Pemburu
yang ahli memanah itu. Dan memang itu yang diajarkan secara turun
temurun di keluarga pemburu itu. Pemburu itu lalu menambahkan bahwa
pelajaran lain yang tidak kalah penting yang dilakukan adalah menjaga
pikiran. Karena sehebat apapun kita, jika
pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan,
anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk
mencapai sasaran buruan yang kita inginkan. Raja terkesima mendengar
penjelasan itu. Sedetik kemudian Raja pun tertawa dan berterima kasih
kepada pemburu itu atas pelajaran berharga yang diberikan. Setelah
cukup beristirahat, Raja dan rombongan pun pulang setelah dengan
perasaan gembira sambil meyakinkan diri bahwa perburuan berikutnya
pasti akan berhasil lebih baik. Pengertian
tentang panah dan tali busurnya itu bisa diaplikasi dalam kehidupan
kita sehari-hari. Kita butuh keahlian dalam mengatur irama dan waktu
kerja hingga kita bisa beristirahat agar keefektifitasan kerja dapat
terjaga. Dan kemampuan melakukan fokus dalam mengerjakan segala
kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan. Dengan kemampuan menggunakan dua pelajaran tadi, kita akan menjadi manusia efektif,
maksimal dan memuaskan. (hac)
| |
|
Comments (2)